Integrasi Agen-Struktur :[1]
Menurut Margaret Archer, masalah agen-struktur dapat
dilihat sebagai masalah fundamental dalam teori sosiologi modern. Ditingkat
superfisial masalah mikro-makro dari agen-struktur seringkali dibicarakan.
Konsep agency (agen) pada umumnya merujuk pada tingkat mikro atau aktor manusia
individual. Namun konsep inipun dapat merujuk kepada kolektivitas (makro) yang
bertindak. Jadi, baik agen maupun strukutur dapat mengacu kepada fenomena
tingkat mikro atau makro, atau kepada kedua-duanya. “Burns memandang pengertian agen manusia meliputi Individu maupun kelompok terorganisir, organisasi, dan
bangsa, Touraine memandang kelas sosial sebagai aktor. Bila kita menerima
kolektiitas seperti itu sebagai agen, maka kita dapat menyamakan agen dengan
fenomena tingkat mikro. Lagi pula meskipun konsep struktur biasanya mengacu
pada struktur sosial berskala besar, konsep inipun dapat mengacu pada struktur
mikro seperti orang yang terlibat pada interaksi individual”.[2]
Teori Strukturasi (Ritzer dan Goodman hal 507)
Tokoh yang paling terkenal dalam
upaya mengintegrasikan agen-struktur dengan teori strukturasi adalah Giddens.
Berikut pandangan Giddens mengenai strukturasi :
1.
Riset sosial
atau sejarah yang menyangkut penghubungan tindakan seringkali disinonimkan
dengan agen dan struktur
2.
Teori
strukturasi merupakan hasil ramuan dari berbagai masukan :
a.
Berorientasi
individual atau agen (interaksionisme siombolik)
b.
Berorientasi
masyarakat atau struktur (fungsionalisme struktural)
Namun kedua hal tersebut ditolaknya karena harus
berdasarkan praktik (interaksi) sosial berulang yang menghubungkan agen-struktur.
3.
Memusatkan
perhatian pada proses dialektika dimana praktek sosial, struktur, dan kesadaran
diciptakan.
4.
Struktur
didefinisikan sebagai properti yang memungkinkan praktek sosial serupa yang
apat dijelaskan untuk eksis disepanjang ruang dan waktu dan yang membuatnya
menjadi bentuk sistemik.
5.
Struktur adalah
apa yang membentuk dan menentukan terhadap kehidupan sosial, tetapi bukan
struktur itu sendiri yang membentuk dan menetukan kehidupan sosial itu.
6.
Struktur selalu
membatasi maupun memungkinkan tindakan. Struktur sering memberikan kemungkinan
bagi agen untuk melakukan sesuatu yang sebaliknya tak akan mampu mereka
kerjakan,
Giddens
merumuskan : “Bidang mendasar ilmu sosial menurut teori strukturasi bukanlah
pengalaman aktor individual atau bentuk-bentuk kesatuan tertentu, melainkan
praktik sosial yang diatur melintasi ruang dan waktu.
Bernstein :
Tujuan fundamental dari teori strukturasi adalah untuk menjelaskan hubungan
dialektika dan saling pengaruh mempengaruhi antara agen dan struktur. Tidak
dapat terpisah satu sama lain, ibarat dua sisi satu mata uang logam.
Held dan
Thompson : Struktur diciptakan ulang didalam dan melalui rangkai praktik sosial
berulang-ulang yang terorganisir oleh praktek sosial itu sendiri.
Elemen-elemen Teori Strukturasi :
(Ritzer dan Goodman hal 509)
Dalam upaya mencari perasaan aman,
aktor merasionalkan kehidupan mereka. Rasionalisasi disini adalah mengembangkan
kebiasaan sehari-hari yang tidak hanya memberikan perasaan aman bagi aktor
tetapi juga memungkin mereka menghadapi kehidupan sosial secara efesien.
Ada kesadaran yang sifatnya Diskursif, yakni memerlukan kemampuan
untuk melukiskan tindakan dalam kata-kata. Dan kesadaran Praktis yang melibatkan tindakan yang dianggap aktor benar, tanpa
mampu mengungkapkan dengan kata-kata tentang apa yang mereka lakukan. Tipe kesadaran praktis inilah yang sangat
penting bagi teori strukturasi dengan lebih memusatkan perhatian pada apa yang
dilakukan aktor ketimbang apa yang dikatakannya.
Keagenan. Berdasarkan
kesadaran praktis ini, ada sesuatu yang harus dilakukan agen :
Menyangkut
kejadian yang dilakukan oleh seorang individu, yang berarti adanya peran
individu. Tidak akan ada struktur bila individu tidak mencampurinya. Bagi
Giddens ada kekuasaan yang besar dalam agen, bahkan memiliki kemampuan untuk
menciptakan pertentangan dalam kehidupan sosial. Agen tidak akan berarti
apa-apa tanpa kekuasaan.
mengapa hubungan
antara keagenan (agency) dengan struktur (structure) menjadi salah satu
permasalahan teoritis didalam pemikiran teori-teori sosiologi
Ada tiga tokoh selain Giddens yang
banyak membahas tentan Agen-Struktur, yakni Archer yang mencermati hubungan
keagenan dengan kultur yang mengelurakan konsep morphogenesis yang menyatakan
bahwa ada ciri-ciri yang dapat dipisahkan dari tindakan dan interaksi yang
menghasilkannya. Perspektif ini mengamati proses ini sepanjang waktu,
memperhatikan rentetan dan siklus perubahan struktural tanpa akhir, perubahan
tindakan dan interaksi serta perluasan struktural.
Bourdieu yang memusatkan perhatian
pada hubungan antara habitus dan lingkungan. Ada hubungan dialekta antara
struktur objektif dan fenomena subjektif. Konsep yang dikemukakan oleh Bourdieu
adalah Habitus (kebiasaan ) yang merupakan struktur mental atau kognitif yang
digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan sosial. Dan terakhir Habermas yang
membahas tentang kehidupan-dunia dan sistem kolonisasi kehidupan-dunia oleh
sistem.
Hubungan keagenan (agency) dengan struktur
(structure): salah satu permasalahan teoritis didalam pemikiran teori-teori
sosiologi
Dalam teori sosiologi,
ada perdebatan yang serius mengenai agen dan struktur. Terutama teori strukturasi Giddens. Menurut
Archer, ada dualitas “bagian” dan “individu” yang akan mempengaruhi mereka satu
sama lain dan tak akan dapat dijelaskan. Seperti sebuah mata uang koin,
sehingga menurutnya masalah struktur dan
keagenan justru mengaburkan keduanya. Sehingga Archer mengemukakan konsep
Kultur dan Agensi. Yang memusatkan perhatian pada morphogenesis. Interaksi dan tindakan agen
memunculkan struktur yang juga bereaksi dan berubah seiring tindakan dan
interaksi para agennya. Dan perubahan itu senantiasa akan menciptakan perluasan
struktural. Struktur adalah bidang material fenomena material dan
kepentingan, sedang kultur meliputi fenomena non material dan gagasan. Keduanya relatif otonom.
Penelitian beberapa tokoh tentang
transisi dari sekolah ke bekerja telah berupaya mencari bukti empiris teori
strukturasi. Kesimpulannya adalah bahwa struktur dan keagenan ternyata tak
saling berkaitan sepeerti yang dikemukakan Giddens. Sehingga struktur dan
tindakan secara empiris saling tergantung dan saling terlibat. Tetapi sebagian
otonom dan merupakan bidang wewenang yang dapat dipisahkan.
Landasasan teoritis Giddens dianggap
kurang memadai untuk membuat analisis kritis tentang masyarakat modern. Giddens
menolak metateori seperti positivisme dan teori-teori fungsional struktural
sehingga ia tidak mampu mengambil gagasan yang bermanfaat dari metateori dan
teori-teori itu.
Contoh dalam teori sosiologi yang dapat dijadikan
contoh sebagai salah satu cara untuk menjawab permasalahan
Satu contoh yang dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan Agen-Struktur adalah Habitus yang dikemukakan oleh Piere Bourdieu.
Bahwa dalam menerapkan konsep habitus dan lingkungan, Bourdieu tidak
hannyaberupaya membangun sistem teori abstrak, ia menghubungkan dengan
serentetan pemikiran empiris dan dengan cara demikian terhindar dari perangkap
intelektual murni. Penerapan pendekatan teoritisnya tentang Distingsi yang meneliti preferensi
estetis antara kelompok berlainan dalam sebuah masyarakat secara meyeluruh.
Contoh kajian :
Menurut Bourdieou, kultur dapat
menjadi sasaran ilmiah yang masuk akal, dalam hal ini yang saya ambil adalah
komunitas penggemar Drama Korea. Yang menurut data berdasarkan jejaring sosial,
ada 14.606 followers di twitter, dan 34.611 fans di facebook. Komunitas ini
senantiasa berkumpul dan anggotanya bisa berbagi informasi tentang drama Korea.[3]
Bila dilihat dari pandangan Bourdiue, ada lingkungan dan habitus didalam
komunitas drama Korea ini. Habitus, karena mereka memiliki kebisaan yang sama,
yakni menonton film drama Korea, dan selera mereka juga sama.
Para penggemar drama Korea begitu fanatik,
dan mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan episode demi
episode untuk menonton DVDnya. Atau bahkan mendonlodnya di komputer kantor bila
ada episode yang baru keluar. Mereka juga mempunyai tokoh idolanya. Seakan
mereka terhipnotis denga kebudayaan Korea melalui film dramanya.
Ada perasaan, pemahaman dan kesadaran
yang terinternalisasi dalam komunitas tersebut yang berada dalam dunia
mereka. Distingsi disini yang dilihat
adalah selera keindahan antara berbagai kelas sosial. Melalui penerapan habitus
dan selessa, terjadi penggolongan objek dan sekaligus mereka menggolongkan diri
mereka sendiri dalam satu komunitas. Ada hubungan timbal balik diantara mereka,
terdapat hubungan erat antara posisi sosial dan kecenderungan agen yang
menempati posisi itu. Ada hubungan dialektika antara sifat produk kultural atau
selera. Perubahan barang-barang kultural dapat menimbulkan perubahan selera,
tetapi perubahan selera juga ada kemungkinan mengakibatkan perubahan produk
kultural. (sebagai contoh, film drama Korea tidak mungkin mengganti pemeran
utama dengan artis dari Malaysia atau negara lain, hal ini akan mengubah selera
mereka. Bila selera mereka berubah, maka dapat mengurangi distribusi film drama
Korea ke Indonesia). Struktur lingkungan tak hanya memelihara hasrat konsumen
atas produk kultural, tetapi juga menentukan apa yang akan diciptakan produsen
untuk memuaskan selera konsumen.
Daftar Pustaka :
1. 1. George
Ritzer – Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Kencana 2004.
2. 2. George
Ritzer. Modern Sociological Theory. Mc Graw Hill. 2008
3.
Bryan
S Turner. Teori-teori Sosiologi Modernitas-Posmodernitas. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar 2000.
4. 4. Chris
Barker. Cultural Studies . Kreasi Wacana 2004.
5. 5..Bagong
Suyanto dan M Khusna Amal (ed) Aditya
Media 2010. Teori Strukturalisme. Dalam
Anatomi dan Perkembangan Ilmu
Sosial.
6. 6. Majalah Femina
12-18 Mei 2012
WEBSITE: Dunia4d
BalasHapus[IMG]http://i65.tinypic.com/vyl6cg.jpg[/IMG]
Kami hadir untuk memberikan layanan pemasangan Taruhan TOGEL Online
dengan kemudahan dan keamanan yang terjamin.
- System REGISTRASI yang Mudah.
- Metode Transaksi menggunakan Bank LOCAL.
- Transaksi yang Mudah dan Cepat
- Support CS 24 Jam melalui LiveChat,BBM dll.
- Game 4D,3D,2D,Colok, Naga, Macau, Shio, dll.
- Game Live Casino, Tangkas, Slot Games, Poker dan Domino
- Bonus Refferal dengan Perhitungan Fair & transparant.
- Discount terbaik serta Index kemenangan yang Tinggi .
- Minimal Deposit 20.000
Bandar Togel Diskon Terbesar di Indonesia Dunia4d.com:
- 2D ( 29% )
- 3D ( 59% )
- 4D ( 65 % )
Serta Bonus Refferall
Menyediakan 5 Pasaran Togel >>
Sydney - Sydney2 - Singapore - Hongkong Lucky7 - Hongkong
Game Online Casino
Tunggu Apa Lagi ? Segera Daftarkan Diri Anda & Teman² Anda
Mau main di HP ? BISA !! (Support Android & iOS)
Hubungi Kami :
Blackberry : D1BE23C5
No Handphone: +855 9649 84556
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus